SALAH ASUHAN
Karya ABDUL MUIS
oleh : HAFIDH MUBARROK
1. Rangkuman
Hanafi adalah seorang pemuda dari
Minangkabau. Ia tamatan sekolah tinggi di Jakarta, dan dia sudah bekerja di
kota tempat tinggalnya, yaitu Solok. Dulu dia disekolahkan orang tuanya di
Jawa. Agar Hanafi menjadi orang yang berilmu dan terhormat. Dijakarta Hanafi
dititipkan disebuah pondokan orang Belanda, maksud orang tuanya agar Hanafi
bisa bergaul dengan orang Belanda, maka setiap hari Hanafi dididik hidup dan bertingkah
laku layaknya orang Belanda. Makan
dengan cara Belanda, bergaul dengan orang Belanda. Bahkan sikapnya kini sudah
seperti orang Belanda pada umumnya.
Di Solok, Hanafi bertemu dengan Corrie,
keduanya telah bersahabat sejak kecil, Corrie adalah seorang gadis keturunan Prancis, Ayahnya
orang prancis dan Ibunya seorang pribumi, yang sudah lama meninggal. Sekarang Corrie
juga sedang sekolah di Jakarta pula. Menurut Hanafi, Corrie adalah gadis yang
cantik, kulitnya putih, hidunggnya mancung, dan rambutnya ikal. Inilah yang
membuat Hanafi tergila-gila padanya. Meskipun ia sadar bahwa ada perbedaan yang besar di antara keduanya.
Hanafi adalah seorang pribumi, sedangkan Corrie orang kulit putih. Perbedaan
ini ibarat langit dan bumi pada waktu itu. Karena saat itu sedang terjajah oleh
bangsa kulit putih yang menganggap rakyat pribumi rendah derajatnya.
Saking jatuh cintanya kepada Corrie,
Hanafi menganggap gadis-gadis minangkabau pada umumnya tak berpendidikan dan
sangat kampungan. Dan bagaimana mungkin bisa bersandingan dengan Hanafi yang
sudah seperti orang belanda, dan hanya Corrielah yang pantas menjadi istrinya,
demikian pemikiran Hanafi. Tuan De Bussee adalah nama dari ayah Coriie, ia
adalah seorang arsitek gedung, karena cintanya yang mendalam kepada ibunya
Corrie, tuan De Bussee tak mau kawin lagi setelah ditinggal mati istrinya.
Corrie baru berumur 19 tahun, telah merasa menjadi nona besar. Kecantikannya
yang amat elok menyebabkan para pemuda berkeliling di sekitarnya untuk mendapat
cintanya Corrie. Berbagai macam cara pemuda dan orang tua, baik kaya maupun
miskin, berlomba-lomba mencari perhatian Corrie. Namun, semua bujuk rayu para
pemuda itu ada yang berkenan dihati corrie. Karena Corrie menganggap hanafi
juga jatuh cinta padanya. Tetapi perbedaan yang mencolok pada keduanya menjadi
permasalahan yang serius, lalu Corrie menanyakan kepad ayahnya tentang
perkawinan silang.
“bagaimana
pendapat ayah tentang perkawinan campuran, Ayah? Tanya Corrie. Kaget ayahnya
mendengar pertanyaan ini.
“ah
kau Corrie. Mengapa pertanyaan itu kau tanyakan? Kau masih kanak-kanak. Belum
waktunya kau mengerti itu” demikian jawab ayahnya dengan bijak.
“tapi
ayah! Bertanya saja kan boleh.” Sanggah Corrie.
“ya
benar. Namun, sebenarnya kau belum layak untuk menghadapi persoalan ini.
Perkawinan campuran boleh-boleh saja. Asal kau mengerti akan bahaya-bahayanya”.
Jawab ayahnya.
“tetapi,
bukankah mama dulu juga seorang bumi putera? Mengapa ayah bisa bahagia?”
sanggah Corrie lebih lanjut.
“ah,
kau Corrie. Betapa belum dewasanya, kau! Bukankah kita hidup tidak sendiri?
Bukankah kit hidup ditengah masyarakat? Nah, masyarakat mempunyai norma dan
aturan-aturan, Corrie” demikian kata ayah Corrie.
Selanjutnya ayah Corrie
menceritakan riwayat hidupnya bersama mamanya dulu. Mengapa ayahnya mengawini
ibu Corrie dan mengapa hidupnya dikucilkan oleh masyarakat.
Selama 3 tahun Hanafi
meninggalkan orang tua satu-satunya itu, tidak lama ia lulus lalu ia dinagkat
menjadi komis, sebuah jabatan yang cukup tinggi dalam pemerintahan Belanda.
Karena jabatan itu Hanafi mejadi sombong hal ini juga pengaruh pendidikannya di
Jakarta dulu yang diasuh oleh oleh orang Belanda. Sekarang ini hanafi tinggal
bersama ibunya di Solok. Sebuah kota kecil dimana Hanfi di lahirkan.
Dilingkungannya itu Hanafi merasa tak cocok, bukan karena ia berpangkat tinggi,
tetapi karena sifatnya yang kurang
terpuji. Ia sangat merendahkan bangsanya sendiri. Sebagai bukti, ibunya sering
mengunyah sirih dan duduk di lantai. Ini memang kebiasaan orang-orang
minangkabau. Tetapi perbuatan ibunya ini dicemooh oleh Hanafi, yang katanya
seperti kerbau mengunyah rumput. Segala perbuatan ibunya selalu saja disalahkan
oleh Hanafi. Setiap hari ibunya selalu dimarahi dan mendapat makian serta umpatan.
Namun karena rasa cintanya kepada anak satu-satunya itu, ibu hanafi diam saja.
Namaun makin lama makin
bimbanglah hati ibu Hanafi melihat tingkah laku anaknya itu. Makin lama
hidupnya makin kebelanda-belandaan. Yang paling menyedihkan bagi ibu Hanafi,
setiap orang yang tak pandai bahasa belanda, dianggapnya orang bodoh dan
kampungan. Semua yang berhunbungan dengan Melayu atau bangsa Indonesia
sekarang, semuanya dacacat dan dicemoohkannya. Sampai pada adat istiadat kuno.
Lembaga adat dicemoohkannya sebagai kurang kerjaan, sedangkan agama islam
dinilai sebagai tahayul. Tidak heran apabila hidupnya tersisih dari pergaulan
orang melayu. Hanafi juga menganggap bahwa ia tidak bisa hidup berdampingan
dengan orang melayu, padahal ia sendiri juga orang malayu. Hanya ibunyalah yang
melekat dihatinya.
Sebenarnya sifat Hanafi yang
kebarat-baratan itu akibat salah asuhan yang terjadi pada dirinya. Sejak kecil,
dalam bersekolah hingga tamat HBS di jakarta, ia selalu dalam lingkungan
keluarga belanda. Ia dididik untuk berdisiplin, bergaul, berpikir, dan
berpakaian ala belanda. Itu semua memang kehendak ibunya dulu, ketika masih
kecil. Ibunya ingin agar anak satu-satunya itu dapat terhormat seperti orang
belanda. Ia ingin agar anaknya itu lebih terpelajar dibandingkan dengan
pemuda-pemuda bangsanya. Ia ingin agar Hanafi menjadi tumpuan masyarakat
bangsanya dan dihormati sebagai pemimpin. Namun, apa jadinya tak terbayang oleh
ibunya. Sekarang ibunya hanya pasrah.
Suatu hari Corrie diundang
kerumah Hanafi, setelah sampai dirumah Hanafi, mereka bersenda gurau bersama.
Mereka bercakap berdua tanpa menhiraukan ibu hanafi. Bahkan hanafi pun tak
memperkenalkan ibunya pada Corrie. Saat itu pula Hanafi mengutarakan
perasaannya kepada Corrie, namun Corrie diam saja. Kemudian Hanafi berusaha
mencium Corrie. Namun Corrie mengelak sambil kemudian lari meniggalkan rumah Hanafi.
Ia kecewa pada tingkah laku Hanafi. Semenjak kejadian itu Corrie meninggalakan
kota solok ia juga mengirimkan surat kepada Hanafi agar ia tak bertemu dengan Corrie.
Setelah itu Hanafi pun juga benci kepada Corrie.
Ibunya mengetahiu akan perasaan
Hanafi, oleh sebab itu Ibunya bermaksud menjodohkan ia denga Rapiah. Karena
hatinya sedang luka, Hanafi mau saja menerima permintaan ibunya. Dua pekan
lamanya Hanafi merasa demam, kemudian panasnya berangsur-asngsur membaik. Pada
kesempatan yang tepat, ibunya menanyakan kembali perilhal permintaanya kemarin.
Namun Hanafi diam saja sambil melamunkan saat-saat indah bersama Corrie. Ketika
sadar, dengan asal diterimanya permintaan ibunya itu. Bahwa ia mau mengawini
Rapiah. Meskipun tanpa dasar cinta. Perkawinan Hanafi dengan Rapiah memang
kemudian terlaksana. Tetapi bisa diduga, perkawinan itu menjadi tak harmonis.
Karena tanpa didasari rasa cinta. Rapiah kemudian melahirkan seorang anak
laki-laki yang diberi nama Syafei. Kelakuan Hanafi semkin menjadi-jadi setiap
hari Rapiah selalu dimaki, dibentak dan perlakukan layaknya babu. Bahkan ia tak
pernah diperkenalkan kepada teman-temannya yang kebanyakan orang belanda,
sebagai instrinya. Dimata Hanafi, Rapiah adalah permepuan kampungan yang sama
sekali tak sejajar dengan dirinya. Hanafi bebas saja menyuruh, memaki, dan
mencela Rapiah.
Saat Hanafi menjalai pengobatan
dijakarta karena digigit oleh anjing, ia terkujut meliahat perubahan pada
Corrie yang telah bertahun-tahu tidak berjumpa dengan dirinya. Dan setelah
berbincang-bincang cukup lama akhirnya Corrie mau menerima keharian Hanafi
kembali. Hanafi sangat senang tiada tara. Api cintanya yang hampirn padam,
menyala kembali. Dipihak Corrie sendiri agaknya sudah ada tanda-tanda bahwa
cintanya akan terbalas. Sesembuhnya dari perawatan dirumah sakit, Hanafi memutuskan untuk tinggal dijakarta. Ia
lalu mengurus kepindahan kerja di soslok ke jakarta. Sudah tak dipikirkanya
lagi ibu dan anak istrinya yang sah di solok.
Dijakarta Hanafi memutuskan untuk
segera berumah tangga dan ia juga harus mempunyai persamaan derajat dengan
bangsa Eropa. Hal ini membuat Hanafi menjadai bangsa Belanda dan bukan Bangsa
pribumi lagi. Dengan ini perkawinannya dengan Corrie akan terlaksana sekarang.
Dan perkawinan itu dilaksanakan di Semarang. Nah sekarang keduanya telah menjadi suami istri.
Setelah perkawinannya dengan
Corrie, Hanafi mengirimkan surat kepada ibuynya dan Rapiah perihal Rumah
tangganya dengan Corrie dan menyatakan Cerai dengan Rapiah. Ibu Hanafi tidak
dapat berbuat banyak atas ulah anaknya ini. Maka keduanya hanya dapat menangis
saja. Rapiah memutuskan untuk tinggal bersama ibu Hanafi yang sudah dianggap
sebagai ibu kandungnya sendiri dan ia ingin merawat Syafei agar tidak salah
asuhan lagi seperti bapaknya.
Kehidupan rumah tangga Hanafi dan
Corrie yang lain bangsa itu, ternyata tidak berjalan mulus. Antara kedua suami
istri itu sering salah paham. Corrie yang biasanya selalu lincah dan ceria itu
sekarang menjadi pendiam. Perubahan itu mengecewakan Hanafi. Keretakan rumah
tangga Hanafi ternyata tak dapat dihindarkan lagi. Sifat Hanafi yang sangat
pencemburu juga menambah goyahan rumah tangga mereka. Ia juga selalu mencurigai
istrinya. Perpecahanpun tak dapat dihindarkan lagi. Setelah merasatak dapat
menanggung malu lagi. Corrie lalu lari ke semarang. Perkawinan mereka sudah
diambang perceraiian. Dalam suratnya, Coriie tak sanggup lagi hidup dengan
Hanafi. Corrie merasa bahwa antara mereka berdua ibarat langit dan bumi yang
tak mungkin disatukan. Corrie menyatakan bercerai untuk seumur hidup.
Karena tindakan yang semena-mena terhadap istrinya itu,
Hanafi menjadi menyesal berkepanjangan. Semakin lama semakin insyaflah Hanafi
ats tindakannya itu yang ternyata sangat menyiksa istrinya. Apalagi setelah
kepergian Corrie, semakin sepilah keadaan rumahnya. Kebahagiaan hidupnya
hilanglah sudah. Mengapa dulu ia begitu kejam dengan menuduh istrinya tanpa
mengecek kebenarannya? Akhirnya tak tahanlah ia hidup dalam rumahnya sendiri.
Rumah itu selalu membwa kenangan yang tak terhingga. Lalu dijualnya rumah itu.
Keadaan yang demikian ini
menyebabkan Hanafi tidak kerasan. Ia ingin segera pindah. Tetapi kemana?
Seluruh kerabat dan saudaranya telah menolak dengan muka masam. Mereka semua
pada umumnya menyalahkan Hanafi, karena telah menelantarkan istrinya. Apalagi
Corrie seorang kulit putih. Mereka mencomooh sikap Hanafi. Tak ada yang mau
mengerti keadaan dirinya lagi.
Kepada kedua wanita itu sekarang
Hanafi merasa berdosa. Apa yang perlu dilakukannya sekarang? Rapiah belum tentu
mau menerimanya sebagai suami lagi dan mengampuni dosa-dosanya. Sedangkan
Corrie telah dengan tegas menolak keinginannya untuk berkumpul kembali dan
memperbaiki kesalahan yang sudah-sudah.
Sesampainya di Padang, Hanafi
menginap di sebuah penginapan. Ia enggan berkumpul dengan orang banyak.
Kesedihan akibat meninggalnya mendiang istrinya belum pulih juga. Ia memang
tidak langsung pulang kerumah ibunya.
Pada suatu malam ia ingin pergi
ke sebuah keramaian pasar malam. Di keramaian ia bertemu dengan seorang anak
kecil yang sedang digendong bujangnya(pembantu laki-laki). Anak itu menangis
meminta sebuah balon. Melihat hal itu, tegugahlah hati Hanafi. Ia teringat
Syafei, anaknya dulu. Dan setelah melihat bujangnya, sadarlah Hanafi bahwa anak
itu memang anaknya sendiri. Lalu digendingnya anak Syafei, tetapi malang,
ibunya tahu. Rapiah lalu merebut anak itu. Ibunya lalu muncul, dan memeluk
Hanafi. Mereka lalu menangis berdua.
Ibu Hanafi sangat iba melihat
anaknya yang dalam keadaan linglung itu. Dirawatnya hanafi dengan kasih sayang,
akhirnya pulih juga kesadaran hanafi. Ibunya tentu senang melihat perkembangan
ini. Dengan hati-hati, lalu ibu hanafi menyarankan agar Hanafi kembali pada
istrinya, Rapiah. Tetapi nasihat ini ditolak Hanafi. Karena merasa bahwa Hanafi
tidak mencintai wanita itu. Cintanya hanya untuk Corrie seorang.
Pada akhir cerita, hanafi tetap
tidak dapat melupakan Corrie. Ia lalu minum racun sublimat. Tetapi, dokter
gagal menolongnya. Hanafi meninggal dunia. Semua kerabatnya termasuk ibunya
tidak tahu kesengajaan kematian Hanafi. Semua hanya tahu bahwa Hanafi sakit
lalu meninggal.
Dengan sepenuh hati, Rapiah dan
mertuanya kemudian mengasuh Syafei, anak Hanafi. Mereka berdoa agar Syafei
tidak meniru bapaknya. Akan disekolahkannya Syafei setinggi-tingginya, bahkan
kalau perlu keluar negeri, agar menjadi seorang yang berilmu. Lalu akan
disuruhnya nanti pulang ke kampungnya, membangun negerinya sendiri. Jangan
sampai menjadi salah asuhan seperti bapaknya.
2.
Hal-hal
menarik dalam roaman ini adalah
a.
Saat
hanafi mencemooh ibunya yang sedang mengunyah sirih dan duduk dilantai, dengan
perkataan seperti kerbau yang sedang mengunyah rumput.
b.
Hanafi
juga beranggapan bahwa Semua yang berhunbungan dengan melayu atau bangsa
indonesia sekarang, semuanay dacacat dan dicemoohkannya. Sampai pada adat
istiadat kuno. Lembaga adat dicemoohkannya sebagai kurang kerjaan, sedangkan
agama islam dinilai sebagai tahayul. Tidak heran apabila hidupnya tersisih dari
pergaulan orang melayu. Hanafi juga menganggap bahwa ia tidak bisa hidup
berdampingan dengan orang melayu, padahal ia sendiri juga orang malayu.
c.
Hamafi
juga memiliki sifat yang sombong, angkuh, pemarah, dan jugaa kasar.
d.
Hal
menarik lainnya antara lain saat Hanafi diceraikan oleh Corrie istri keduannya
dan Hanafi sangat kecewa sampai ia sakit dan seperti orang yang bingung selama
berhari-hari
e.
Yang
terakhir menurut saya adalah saat Hanafi frustasi dan bunuh diri dengan cara
meminum racun karena ditinggal mati Oleh Corrie mantan istri sekaligus mantan
pacarnya yang tak mungkin ia lupakan.
f.
Roman
ini secara tidak langsung juga menceritakan kehidupan bangsa indonesia pada
waktu penjajahan oleh bangsa Belanda.
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & 안동 출장마사지 Hotel is a Native American casino in the 밀양 출장샵 mountains, 포항 출장샵 in Murphy, North Carolina. 계룡 출장마사지 Harrah's Cherokee Casino & 김포 출장안마 Hotel is open daily 24 hours